Sering sekali dengan berbekal keyakinan bahwa setiap niat baik akan mendapatkan pertolongan dari Tuhan, maka seseorang mengabaikan kenyataan pentingnya strategi. Memang kita yakin Tuhan akan menolong, namun hukum alam (sunatullah) secara umum juga berlaku. Banyak bukti sejarah menunjukkan bahwa orang-orang yang baik dikalahkan dengan mudah oleh orang-orang jahat.
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri berusaha mengubah nasibnya. Bahkan ikhtiar yang sungguh-sungguh pun belum tentu berhasil kalau tidak dengan strategi yang baik. Kisah perang Uhud di jaman rasulullah Muhammad saw menunjukkan bahwa kaum yang beriman pun akan kalah oleh kaum kafir bila salah dalam strategi perang. Waktu itu umat Islam yang berperang melawan kaum berhala jahiliyah dikalahkan karena pertahanan barisan belakang yang lemah sehingga dapat dihantam oleh pasukan kavaleri kaum kafir.
Niat baik belum cukup. Sering terjadi karena seseorang sangat baik hati untuk menolong maka dia menjadi bulan-bulanan penipuan. Niatnya menolong, eh akhirnya dirampok. Walaupun niat baik akan mendapat pahala, namun bukan berarti serta-merta akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Niat baik harus dibarengi strategi. Kecerdasan spiritual (SQ) harus dibarengi kecerdasan power (PQ).
Yang sering terjadi pula adalah usaha bisnis bersama yang dijalankan oleh orang-orang saleh hanya berbekal niat baik. Tidak ada ketrampilan manajemen. Tidak ada strategi pemasaran. Bahkan tidak ada kemampuan pengelolaan uang. Cukup doa dan kerja keras. Akibatnya usaha yang dilandasi niat baik saja tersebut karam dengan kerugian waktu, uang, tenaga, dan pikiran. Niat baik saja belum cukup. Mengandalkan IQ, EQ, dan SQ saja belum cukup. Apalagi hanya mengandalkan niat baik (SQ), pastilah jauh dari cukup.
Itulah mengapa dalam pengembangan diri kita perlu senantiasa menyeimbangkan karakter dan kompetensi. Kesalehan spiritual (SQ) perlu diimbangi kecerdikan power (PQ). Kepasrahan seorang hamba yang selalu munajat kepada Allah perlu dibarengi kecerdikan siasat dalam peperangan, seperti yang dicontohkan Khalid bin Walid, Salman al Farisi, Shalahuddin al Ayyubi, dan Thoriq bin Ziyad, sama halnya dengan kecerdikan dagang Muhammad saw, Abu Bakar ash Shiddiq, Utsman bin Affan, dan Abdurrahman bin Auf, ratusan tahun yang lalu.
Kalau segala sesuatu bisa dirubah cuma dengan berniat, mengapa rosul harus rela dimaki, difitnah dan berperang dengan orang ?.
Orang No 1 dimata Allah SWT saja mengajarkan kita untuk bergerak dan berjuang untuk membuat perubahan, masak kita yang dosanya gak karuan Cuma modal niat untuk mencapai cita-cita.
Sunday, June 3, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment